Demo Ricuh Balai Kota: Polisi Tangkap Lagi Mahasiswa Trisakti

Demo Ricuh Balai Kota: Polisi Tangkap Lagi Mahasiswa Trisakti

3dgate.com – Demo Ricuh Balai Kota: Polisi Tangkap Lagi Mahasiswa Trisakti. Aksi di depan Balai Kota berubah jadi ajang adu kuat. Suara tuntutan yang tadinya lantang malah di balas dengan tangkapan. Mahasiswa Trisakti, yang dari awal udah panas, harus berhadapan langsung dengan aparat yang juga nggak kalah berapi-api. Bukan cuma spanduk yang robek, tapi suasana pun ikut sobek. Kericuhan pecah, dan lagi-lagi mahasiswa harus berurusan dengan borgol dan mobil tahanan. Demo ini bukan demo sembarangan. Ini bukan soal poster lucu dan teriakan nyaring doang. Ini soal perlawanan yang tumbuh dari keresahan panjang.

Balai Kota Bergetar, Jalanan Meleduk Amarah

Dari awal, suasana demo ricuh udah kerasa beda. Barisan massa mulai padat sejak pagi, bawa semangat yang udah nggak bisa dibendung. Balai Kota yang biasanya jadi tempat orang numpang foto, kini berubah jadi titik panas. Spanduk dibentang, megafon diteriakin, dan suasana makin panas tiap menit.

Saat suara dari pengeras mulai ngebahas kebijakan yang bikin geram, kerumunan makin nekat. Mereka bukan mau bikin kerusuhan, tapi saat barikade polisi makin rapat, tensi ikut melonjak. Beberapa mahasiswa coba maju, dan itulah momen awal pecahnya adu dorong. Polisi gerak cepat, mahasiswa nggak mundur. Goyangan pagar pembatas jadi tanda di mulainya benturan. Saat batu beterbangan dan air mineral berubah jadi alat perlawanan, aparat langsung turun tangan. Gas air mata di lepas. Sirine meraung. Suasana kacau.

Trisakti Lagi-Lagi Kena Semprit

Nama Trisakti lagi-lagi nyangkut di tengah demo ricuh yang pecah. Bukan pertama, dan tampaknya belum yang terakhir. Sekelompok mahasiswa yang paling depan langsung kena sergap. Polisi nggak nunggu aba-aba. Tangan-tangan mereka cepat menciduk siapa pun yang dianggap provokatif.

Ada yang teriak histeris, ada juga yang tetap teriak “Reformasi!” walau udah di cekik udara gas air mata. Mahasiswa yang sempat mengibarkan bendera almamater pun terpaksa harus lepas jaket kebanggaannya saat di bawa ke mobil tahanan.

Beberapa rekan mereka sempat merekam detik-detik tangkapan itu. Videonya pun langsung beredar cepat, bikin warganet makin gerah. Tagar-tagar soal demokrasi dan represi langsung naik di linimasa. Sementara itu, mereka yang di tangkap harus menahan napas, bukan karena takut, tapi karena kekecewaan yang nancep di dada.

Demo Ricuh Balai Kota: Polisi Tangkap Lagi Mahasiswa Trisakti

Di Balik Teriakan, Ada Isi Kepala yang Mau Didengar

Demo bukan soal gaya-gayaan. Bukan sekadar seragam kampus dan aksi teatrikal. Ada unek-unek yang lama di pendam. Ada keputusan yang di nilai ngawur, dan mahasiswa merasa mereka berhak bersuara.

Tapi saat suara itu di tekan, responsnya bukan malah reda. Justru makin menggumpal jadi kemarahan. Aksi di Balai Kota ini bukti nyata kalau ruang bicara makin sempit, dan setiap ucapan yang keluar bisa langsung berujung borgol.

Pihak kampus pun mulai angkat suara, nuntut transparansi soal penangkapan dan nasib para mahasiswa yang kena ciduk. Sayangnya, info yang di dapat masih simpang siur. Ada yang bilang mereka di tahan, ada juga yang bilang cuma di bawa buat di interogasi sebentar. Mana yang bener? Belum jelas. Tapi yang pasti, suasana makin keruh.

Kesimpulan

Aksi rusuh di Balai Kota Jakarta ini bukan sekadar gesekan antara aparat dan mahasiswa. Ini adalah potret dari atmosfer sosial yang makin gerah. Mahasiswa Trisakti, yang udah lama di kenal vokal, kembali membuktikan bahwa mereka masih berdiri di garis depan perlawanan. Namun, ketika suara harus di lawan dengan kekerasan, maka kita patut bertanya: demokrasi ini arahnya ke mana? Kalau suara di balas gas air mata, kalau protes di balas tangkapan, maka panggung demokrasi bukan lagi tempat berpijak tapi jadi ladang pertempuran tanpa aturan main yang adil.

Related Posts

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications