3dgate.com – Pramono: Kota Modern Tak Boleh Lepas dari Identitas Budaya. Kota-kota di zaman sekarang memang wajib maju dan modern supaya nggak ketinggalan zaman. Tapi, Gubernur Pramono punya pandangan yang beda soal perkembangan itu. Menurutnya, meski kota harus kekinian, jangan sampai budaya asli yang udah diwariskan turun-temurun malah terpinggirkan. Kalau budaya itu sampai luntur, kota pun kehilangan jati diri yang sesungguhnya. Jadi, gimana sih caranya supaya kota bisa canggih tanpa bikin budaya asli hilang.
Menyambut Era Modern Tanpa Membuang Budaya
Kita tahu, hidup di zaman sekarang penuh perubahan yang cepat banget. Mulai dari teknologi, gaya hidup, sampai cara berkomunikasi juga ikut berubah. Tapi, Gubernur Pramono mengingatkan bahwa kota yang hebat itu bukan cuma soal gedung tinggi atau teknologi canggih. Kota yang hebat adalah kota yang masih ingat darimana asalnya.
Kalau budaya lokal ditinggalkan, kota itu bisa jadi cuma sekadar kumpulan beton dan lampu neon tanpa jiwa. Oleh karena itu, penting sekali buat memadukan hal-hal modern dengan nilai-nilai tradisional yang sudah melekat di masyarakat. Lebih jauh lagi, budaya bisa jadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Budaya yang kuat bikin penduduk kota tetap merasa punya akar dan rasa bangga yang mendalam terhadap tempat tinggalnya.
Kenapa Budaya Asli Masih Penting di Kota yang Modern
Sering kali, kita lihat kota-kota besar dunia punya wajah yang super modern dan futuristik. Tapi, di balik itu semua, mereka tetap menjaga tradisi dan nilai-nilai lama yang menjadi ciri khas mereka. Kenapa? Karena budaya itu ibarat nyawa buat sebuah komunitas. Budaya bukan cuma soal tarian atau pakaian adat, tapi juga meliputi cara hidup, kebiasaan, bahasa, dan cara kita menghargai orang lain. Dengan tetap memegang teguh budaya asli, kota itu jadi lebih hidup dan berwarna.
Selain itu, budaya lokal bisa jadi daya tarik tersendiri yang bikin kota berbeda dari tempat lain. Turis, misalnya, biasanya nggak cuma cari gedung tinggi, tapi juga pengalaman yang nggak bisa didapat di tempat lain, seperti festival tradisional, makanan khas, atau cerita rakyat. Gubernur Pramono paham betul hal ini. Dia ingin supaya masyarakat nggak hanya fokus pada kemajuan teknologi, tapi juga tetap melestarikan akar budaya supaya identitas kota nggak hilang begitu saja.
Gubernur Pramono dan Cara Merangkul Budaya di Tengah Modernitas
Buat Gubernur Pramono, menjaga budaya itu bukan berarti menolak kemajuan. Dia malah mengajak semua pihak untuk berpikir kreatif bagaimana caranya menggabungkan tradisi dengan perkembangan zaman. Misalnya, tetap melibatkan unsur budaya dalam kegiatan modern seperti event-event kota, festival, atau perayaan hari besar. Ini jadi cara supaya masyarakat, terutama generasi muda, nggak lupa sama budaya yang mereka punya.
Selain itu, teknologi juga bisa jadi alat bantu untuk memperkuat budaya. Contohnya, penggunaan media sosial untuk memperkenalkan kesenian lokal atau aplikasi yang memudahkan warga belajar bahasa daerah. Jadi, modernisasi bukan buat menghapus budaya, tapi justru untuk membuatnya lebih dikenal dan diapresiasi.
Yang nggak kalah penting, pemerintah juga harus mendorong partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya. Kalau masyarakatnya sendiri bangga dan aktif menjaga budaya, maka kota pasti bisa maju sambil tetap berakar kuat.
Kesimpulan
Modern atau nggak, kota harus tetap punya jiwa dan akar yang kuat, yakni budaya asli yang jadi identitas utama. Gubernur Pramono mengingatkan kita semua supaya nggak lupa akan nilai-nilai lama yang bikin kota itu unik dan berkarakter. Jadi, jangan cuma ikut tren modern, tapi tetap jaga budaya agar kota tetap hidup dan penuh warna. Kalau budaya hilang, kota jadi kayak rumah tanpa penghuni yang berarti. Makanya, yuk sama-sama kita rawat dan lestarikan warisan nenek moyang sambil menyongsong masa depan yang cemerlang.
